Aku Menemukan KuasaMu
dalam Makna Potensi
Bismillaahirrahmaanirrahiim...
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Pagi
ini seperti biasa aku mempersiapkan diri untuk berangkat kuliah. Sabtu, hari
terakhir perkuliahan di semester enam ini. Wow, terdengar berat yah
kawan-kawan? Catat, SEMESTER ENAM. Ataukah kalian masih merasa biasa saja
seperti masih duduk di semester awal? Baiklah, itu hanya kawan-kawan yang
mengetahui jawaban pastinya. Kebanyakan orang masih menganggap bahwa semakin
tinggi tingkatan kita di perguruan tinggi, maka akan semakin sulit perjuangan
dan pengorbanan yang harus dilakukan. Bagiku, pernyataan tersebut bagaikan
pisau tajam saat ini. Seraya semua ucapan tersebut langsung tembus menusuk
relung hati terdalam dan tepat sasaran. Itulah yang aku rasakan sekarang.
Oh
iya, aku sampai lupa memperkenalkan diri. Namaku Lela Laelasari. Aku mahasiswa
semester enam yang tentunya memohon doa kepada kawan-kawan agar cepat lulus dan
bertemu jodoh setia. Eh, segitu dulu saja yah.
Hari
ini akan kuceritakan sedikit makna kehidupan yang patut disyukuri oleh seluruh
manusia. POTENSI. Perlu dicatat kawan-kawan, POTENSI. Kawan-kawan tentunya
sudah sering mendengar istilah potensi, bukan? Baiklah, akan kuperjelas terlebih
dahulu. Kata potensi sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI V)
termasuk ke dalam kategori nomina atau kata benda. Kata ini berarti kemampuan
yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan atau bisa juga dikatakan sebagai
kekuatan, kesanggupan, dan daya. Semua manusia dilahirkan ke dunia ini katanya
membawa berbagai potensi dalam dirinya masing-masing. Pernyataan lainnya yang
mendukung definisi dari KBBI tersebut adalah bahwa potensi setiap orang itu
berbeda dan tentunya bisa diasah untuk dimunculkan atau bahkan dikembangkan
menjadi lebih baik.
Sering
juga kita mendapat pernyataan atau anggapan yang menyebutkan bahwa potensi
adalah sama dengan bakat. Sayangnya, aku tidak setuju. Alasan pertama dan utama,
seseorang yang misalnya pandai melukis tidak langsung bisa dan mahir pada waktu
ia dilahirkan. Mereka mengalami tahap belajar dan berlatih terlebih dahulu
sebelum menjadi seniman. Walaupun pada hakikatnya bakat adalah kepandaian yang dibawa
sejak lahir, tetapi kemampuan atau potensi tersebut tidak akan muncul jika
tidak dilatih dan melalui atau melewati proses yang dinamakan pembelajaran secara
intensif. Alasan kedua, seseorang bisa saja mempunyai bakat untuk melakukan
sesuatu, sifat menjadi siapapun, atau bahkan teori-teori dalam otaknya untuk
bertindak sempurna dan menakjubkan. Akan tetapi, tidak semua orang mempunyai
potensi yang potensial. Maka dari itu, menurutku potensi dan bakat adalah
berbeda.
Sehubungan
dengan bulan Ramadhan kali ini, aku akan berbagi cerita tentang potensi. Hal
yang paling tidak asing saat Ramadhan adalah “Puasa”. Dalam agama Islam, puasa
adalah salah satu rukun Islam berupa ibadah menahan diri atau berpantang makan,
minum, dan segala hal yang membatalkannya mulai dari terbit fajar sampai
terbenam matahari. Puasa juga dikenal dengan istilah shaum dalam bahasa Arab. Pada
kenyataannya, puasa bukan hanya menahan diri dari lapar dan haus saja. Akan
tetapi, puasa lebih dari itu. Maksudnya adalah puasa juga menahan hawa nafsu
untuk tetap terkendali dengan stabil, tidak naik atau tidak turun. Bagiku,
puasa itu DAMAI, hati jernih dengan mempersiapkan diri untuk puasa dan raga
tetap kuat serta jiwa tetap bertekad dengan hebat.
Semua
orang di dunia ini pasti mampu berpuasa, menahan lapar dan dahaga dari pagi
sampai petang tiba. Akan tetapi, itu hanya lahiriahnya saja. Hal-hal yang
nampak terlihat di sekeliling kita memang menampakkan hal-hal yang baik.
Walaupun masih banyak di luar sana yang tidak puasa, semoga saja iman dan
aqidah kita tidak goyah yah. Potensi puasa yang Allah berikan ini, sejatinya
dipergunakan dengan baik sesuai aturannya. Allah memberikan kesehatan,
kekuatan, dan keselamatan itu adalah bentuk keberkahan dan nikmat yang luar
biasa. Tetapi, pertanyaan muncul lagi. Siapkah kita menggunakan potensi itu
untuk menjalankan kewajibanNya?
Selain
puasa adalah kewajiban, puasa juga ternyata menyehatkan. Yuk, kita bahas
potensi apa saja yang bisa kita lakukan di bulan puasa. Pertama, menanamkan
niat menjalani puasa selama ramadhan dengan keyakinan dan iman yang teguh. Seringkali
iman kita di awal-awal puasa sangat kuat, tetapi seiring berjalannya waktu,
niat beribadah pun jadi melemah dan tentunya iman menjadi menurun. Jangan
sampai seperti itu ya, kawan-kawan. Kedua, mengonsumsi makanan yang sehat pada
saat sahur dan berbuka. Selain itu, mengonsumsi vitamin untuk menjaga
keseimbangan yang baik pada tubuh. Kita bisa saja memakan makanan yang pedas,
berlemak, kandungan gula yang tinggi, tetapi kalau sudah berniat menjalani
puasa dengan baik dan lancar, tentunya kita akan memilih yang baik untuk
kesehatan kita. Sehingga puasanya akan berjalan lancar dan tentu mendapatkan
keberkahan dari Allah swt.
Ketiga,
mengonsumsi makanan secukupnya. Ingat! Allah tidak menyukai segala sesuatu yang
berlebihan. Seperti yang tertulis dalam Alquranul
Karim dalam surat Al-Araf ayat 31
yang artinya “Hai anak Adam, pakailah
pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan
janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebihan”. Kalamullah lainnya yang
berbunyi “Innal mubadzirina kaanuu
ikhwaana syayathiin” (Q.S. Al-Isro:
26-27), yang artinya “Sesungguhnya
orang-orang yang pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan”. Keempat,
bersosialisasi. Manfaat bersosialisasi di bulan ramadhan sangatlah bisa untuk
kita rasakan. Ada istilah “bukber” atau kependekan dari buka bersama ini adalah
salah satu cara kita bersosialisasi dengan keluarga, sahabat, rekan kerja,
bahkan teman seperjuangan semasa muda. Akan tetapi, perlu diingat, bukber yang
seperti apa yang akan mengantarkan kita pada keberkahan puasa? Jangan sampai
kita dibuat boros hanya dengan alasan bukber. Potensi tersebutlah yang perlu
kita kendalikan, kawan-kawan.
Maha
suci Allah yang memberikan potensi. Kuasa Allah memberi bakat dan potensi
kepada makhlukNya sehingga masyarakat pun beragam. Ada profesi ini, itu, minatnya
juga beragam, sehingga kehidupan dunia saling melengkapi. Segala potensi dalam
diri seseorang pun tentunya bermacam-macam. Ada potensi baik dan ada potensi buruk.
Ada yang ingin melakukan ini, itu, dan lain hal. Ada pula yang melakukan
sesuatu niat atau itikad dengan cara baik dan benar, namun ada pula yang
melakukannya dengan cara buruk dan salah. Allah maha kuasa atas segala sesuatu.
Tinggal kitalah yang menentukan ke arah mana dan memilih yang mana untuk kita
jalankan. Pastinya, kita selalu mengamini yang baik untuk kebaikan dalam hidup
kita. Maka dari itu, penting untuk kita mengetahui hal-hal yang baik atau
cara-cara yang baik untuk menjalani kehidupan dengan baik. Terakhir,
pergunakanlah potensi yang Allah berikan dengan sebaik-baiknya.
Rasa
syukur atas berjalannya dan berfungsinya otak dan akal serta pikiran kita
adalah bentuk syukur atas potensi yang Allah berikan. Kita melihat bahkan
mendengar banyak orang sukses, kaya raya, tampan, cantik, tetapi mengakhiri hidup
mereka dengan bunuh diri. Catat, BUNUH DIRI, MATI KONYOL. Padahal Allah kasih
segalanya dalam hidup dia. Entah bagaimana cara berpikir orang-orang tersebut.
Hal yang masih menjadi pertanyaan adalah “Kurangkah nikmat Allah dalam memberikan
potensi untuk bersyukur?”. Aku masih ingat betul nasihat dari Guruku melalui
ayat alquran yang disampaikannya, “Sagala
anu tumiba ka diri eta gara-gara diri”. Segala yang menimpa kita adalah
konsekuensi dari yang telah diri sendiri lakukan.
Akhir
dari tulisan ini saya akan menyimpulkannya bahwa “kita bisa melakukan apapun
untuk memenuhi keinginan kita dengan berbagai potensi yang Allah kasih buat
kita, namun kita juga bisa memilih mana yang lebih Allah sukai untuk
dijalankan”. Kenali potensi, gali potensi, dan berlatih serta bekerja keraslah
hingga tujuan atau cita-cita kita tercapai. Ingat! Allah mencintai proses yang
menghasilkan hal baik. Tak lupa senantiasa berdoa untuk keberkahan bakat dan
potensi yang kita miliki. Semoga potensi yang Allah kasih dan kita miliki menjadi
suatu kemaslahatan bagi ummat.
Sekian. Wallahu ‘alam Bi Showab.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
"kita bisa melakukan apapun untuk memenuhi keinginan kita dengan berbagai potensi yang Allah kasih buat kita, namun kita juga bisa memilih mana yang lebih Allah sukai untuk dijalankan"