posting

Saturday, December 8, 2018

Puisi SENJA BERBASAH LAGI


SENJA BERBASAH LAGI


Waktu bergulir begitu cepat
Aku pun bergegas pergi
Mencarimu dengan penuh harapan
Harapan akan cerita-ceritamu yang penuh keajaiban
.
Entahlah
Aku hanya ingin pergi
Bertemu atau tidak itu hanya konsekuensi
Dari kepergianku sore itu
.
Tidak ada harapan yang lebih
Menikmati teh dengan berbagi angan
Itu sudah lebih dari cukup
Atau hanya menulis bersama dengan melukis harapan itu
Mungkin lebih menyenangkan
.
Tapi, sayang....
Rinai hujan tak terelakkan
Aku terhalangi jarak
Senjaku bersamamu harus berbasah lagi
.
😉😉😉
....
#senja #basah #rindu #hujan #puisi #semogaharinyabahagia

Tuesday, December 4, 2018

BERSYUKUR DULU, BARU NIKMATIN


BERSYUKUR DULU, BARU NIKMATIN


Assalamu’alaikum teman-teman….
.
Sore ini aku mau berbagi sedikit cerita nih. Ok, kita langsung aja yah. Selamat membaca. J J J
.
Bismillah…. Teman-teman di sini pernah nggak sih merasa bahwa Allah nggak adil? Atau mungkin pernah merasa diri ini ditimpa musibah terus-terusan, gitu? Atau yang lebih parah merasa kalau usaha yang kita lakukan itu selalu 4G (Gagal, Galau, Gagal, Galau)? Atau hidup teman-teman mulus-mulus aja gitu?
Nah, untuk aku sendiri pernah banget mengalami hal tersebut. Ceritanya waktu itu adalah ikut tes masuk perguruan tinggi. Dan hasilnya gagal. Semangat dong ikut tes kedua, dan harapannya berhasil. Tetapi, apa mau dikata, hasilnya gagal dan akhirnya galau melanda. LL Ucapan dukacita pun memenuhi pesan masuk di ponselku. Itu malah semakin membuatku nge-down. Ya, mungkin teman-teman tahu rasanya lagi nangis terus disuruh jangan nangis lagi, gimana?! Malah makin sedih, kan?
Hari berganti hari, aku sudah mencoba tersenyum kembali. Semangat dan dukungan pun mulai tumbuh dan berkembang lagi. Dan, satu hal yang paling kuingat soal dukungan-dukungan yang kuterima, yaitu “Kamu sudah bersyukur belum bisa sampai di titik ini?” Degggggg…. Langsung aja tersentak. Iya, yah. Orang lain belum tentu bisa lulus SMA. Orang lain belum tentu bisa daftar ke perguruan tinggi. Terus, sekarang perjuanganku buat lulus SD, SMP, SMA supaya bisa masuk kuliah itu aku ga syukuri? (dalam hati)
“Inget, belajar 12 tahun buat masuk kampus hebat dan berhasil dengan hebat. Masa nanti udah masuk jadi makin berkurang hebatnya? Menurutku, Allah tuh gamau lulusin tes kamu dengan cuma-cuma terus kamu ngga inget ada campur tangan siapa. Makanya, baiknya bersyukur dulu, baru menikmati hasilnya.”
Mungkin, dalam posisi lain misalnya teman-teman ada ujian. Pernah denger pastinya, Udahlah segini juga udah “bersyukur”. Aku pun sering dan sering juga menyesalnya. Kalimat tersebut terucap yakni setelah kejadian. Akan tetapi, alangkah lebih baiknya jika bersyukur juga sebelum kejadian. Perlu diketahui dan disadari juga oleh teman-teman, kalau bersyukur tak mesti di akhir, tetapi di awal juga. Belajar giat sebelumnya, lebih banyak baca, sharing the knowledge bareng teman, mungkin itu hal-hal yang termasuk dalam bersyukur sebelumnya. Dengan begitu kita sudah memanfaatkan kesempatan sebaik-baiknya, bersyukur padaNya telah diberi kesempatan.
Nah, begitu ceritanya. Jadi, pesan yang dapat diambil adalah jangan terus menikmati nikmatNya, tanpa bersyukur pada pemberinya.
Taken by @estroine
#selfreminder #bestrong #begrateful #belajar #berusaha #keepspirit #keepsmile #AlwaysThinking #AlwaysPray

Saturday, July 7, 2018

Aku Menemukan KuasaMu dalam Makna Potensi


Aku Menemukan KuasaMu dalam Makna Potensi

            Bismillaahirrahmaanirrahiim...
            Assalamu’alaikum Wr. Wb.
            Pagi ini seperti biasa aku mempersiapkan diri untuk berangkat kuliah. Sabtu, hari terakhir perkuliahan di semester enam ini. Wow, terdengar berat yah kawan-kawan? Catat, SEMESTER ENAM. Ataukah kalian masih merasa biasa saja seperti masih duduk di semester awal? Baiklah, itu hanya kawan-kawan yang mengetahui jawaban pastinya. Kebanyakan orang masih menganggap bahwa semakin tinggi tingkatan kita di perguruan tinggi, maka akan semakin sulit perjuangan dan pengorbanan yang harus dilakukan. Bagiku, pernyataan tersebut bagaikan pisau tajam saat ini. Seraya semua ucapan tersebut langsung tembus menusuk relung hati terdalam dan tepat sasaran. Itulah yang aku rasakan sekarang.
            Oh iya, aku sampai lupa memperkenalkan diri. Namaku Lela Laelasari. Aku mahasiswa semester enam yang tentunya memohon doa kepada kawan-kawan agar cepat lulus dan bertemu jodoh setia. Eh, segitu dulu saja yah.
            Hari ini akan kuceritakan sedikit makna kehidupan yang patut disyukuri oleh seluruh manusia. POTENSI. Perlu dicatat kawan-kawan, POTENSI. Kawan-kawan tentunya sudah sering mendengar istilah potensi, bukan? Baiklah, akan kuperjelas terlebih dahulu. Kata potensi sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI V) termasuk ke dalam kategori nomina atau kata benda. Kata ini berarti kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan atau bisa juga dikatakan sebagai kekuatan, kesanggupan, dan daya. Semua manusia dilahirkan ke dunia ini katanya membawa berbagai potensi dalam dirinya masing-masing. Pernyataan lainnya yang mendukung definisi dari KBBI tersebut adalah bahwa potensi setiap orang itu berbeda dan tentunya bisa diasah untuk dimunculkan atau bahkan dikembangkan menjadi lebih baik.
            Sering juga kita mendapat pernyataan atau anggapan yang menyebutkan bahwa potensi adalah sama dengan bakat. Sayangnya, aku tidak setuju. Alasan pertama dan utama, seseorang yang misalnya pandai melukis tidak langsung bisa dan mahir pada waktu ia dilahirkan. Mereka mengalami tahap belajar dan berlatih terlebih dahulu sebelum menjadi seniman. Walaupun pada hakikatnya bakat adalah kepandaian yang dibawa sejak lahir, tetapi kemampuan atau potensi tersebut tidak akan muncul jika tidak dilatih dan melalui atau melewati proses yang dinamakan pembelajaran secara intensif. Alasan kedua, seseorang bisa saja mempunyai bakat untuk melakukan sesuatu, sifat menjadi siapapun, atau bahkan teori-teori dalam otaknya untuk bertindak sempurna dan menakjubkan. Akan tetapi, tidak semua orang mempunyai potensi yang potensial. Maka dari itu, menurutku potensi dan bakat adalah berbeda.
            Sehubungan dengan bulan Ramadhan kali ini, aku akan berbagi cerita tentang potensi. Hal yang paling tidak asing saat Ramadhan adalah “Puasa”. Dalam agama Islam, puasa adalah salah satu rukun Islam berupa ibadah menahan diri atau berpantang makan, minum, dan segala hal yang membatalkannya mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari. Puasa juga dikenal dengan istilah shaum dalam bahasa Arab. Pada kenyataannya, puasa bukan hanya menahan diri dari lapar dan haus saja. Akan tetapi, puasa lebih dari itu. Maksudnya adalah puasa juga menahan hawa nafsu untuk tetap terkendali dengan stabil, tidak naik atau tidak turun. Bagiku, puasa itu DAMAI, hati jernih dengan mempersiapkan diri untuk puasa dan raga tetap kuat serta jiwa tetap bertekad dengan hebat.
            Semua orang di dunia ini pasti mampu berpuasa, menahan lapar dan dahaga dari pagi sampai petang tiba. Akan tetapi, itu hanya lahiriahnya saja. Hal-hal yang nampak terlihat di sekeliling kita memang menampakkan hal-hal yang baik. Walaupun masih banyak di luar sana yang tidak puasa, semoga saja iman dan aqidah kita tidak goyah yah. Potensi puasa yang Allah berikan ini, sejatinya dipergunakan dengan baik sesuai aturannya. Allah memberikan kesehatan, kekuatan, dan keselamatan itu adalah bentuk keberkahan dan nikmat yang luar biasa. Tetapi, pertanyaan muncul lagi. Siapkah kita menggunakan potensi itu untuk menjalankan kewajibanNya?
            Selain puasa adalah kewajiban, puasa juga ternyata menyehatkan. Yuk, kita bahas potensi apa saja yang bisa kita lakukan di bulan puasa. Pertama, menanamkan niat menjalani puasa selama ramadhan dengan keyakinan dan iman yang teguh. Seringkali iman kita di awal-awal puasa sangat kuat, tetapi seiring berjalannya waktu, niat beribadah pun jadi melemah dan tentunya iman menjadi menurun. Jangan sampai seperti itu ya, kawan-kawan. Kedua, mengonsumsi makanan yang sehat pada saat sahur dan berbuka. Selain itu, mengonsumsi vitamin untuk menjaga keseimbangan yang baik pada tubuh. Kita bisa saja memakan makanan yang pedas, berlemak, kandungan gula yang tinggi, tetapi kalau sudah berniat menjalani puasa dengan baik dan lancar, tentunya kita akan memilih yang baik untuk kesehatan kita. Sehingga puasanya akan berjalan lancar dan tentu mendapatkan keberkahan dari Allah swt.
            Ketiga, mengonsumsi makanan secukupnya. Ingat! Allah tidak menyukai segala sesuatu yang berlebihan. Seperti yang tertulis dalam Alquranul Karim dalam surat Al-Araf ayat 31 yang artinya “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan”. Kalamullah lainnya yang berbunyi “Innal mubadzirina kaanuu ikhwaana syayathiin” (Q.S. Al-Isro: 26-27), yang artinya “Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan”. Keempat, bersosialisasi. Manfaat bersosialisasi di bulan ramadhan sangatlah bisa untuk kita rasakan. Ada istilah “bukber” atau kependekan dari buka bersama ini adalah salah satu cara kita bersosialisasi dengan keluarga, sahabat, rekan kerja, bahkan teman seperjuangan semasa muda. Akan tetapi, perlu diingat, bukber yang seperti apa yang akan mengantarkan kita pada keberkahan puasa? Jangan sampai kita dibuat boros hanya dengan alasan bukber. Potensi tersebutlah yang perlu kita kendalikan, kawan-kawan.
            Maha suci Allah yang memberikan potensi. Kuasa Allah memberi bakat dan potensi kepada makhlukNya sehingga masyarakat pun beragam. Ada profesi ini, itu, minatnya juga beragam, sehingga kehidupan dunia saling melengkapi. Segala potensi dalam diri seseorang pun tentunya bermacam-macam. Ada potensi baik dan ada potensi buruk. Ada yang ingin melakukan ini, itu, dan lain hal. Ada pula yang melakukan sesuatu niat atau itikad dengan cara baik dan benar, namun ada pula yang melakukannya dengan cara buruk dan salah. Allah maha kuasa atas segala sesuatu. Tinggal kitalah yang menentukan ke arah mana dan memilih yang mana untuk kita jalankan. Pastinya, kita selalu mengamini yang baik untuk kebaikan dalam hidup kita. Maka dari itu, penting untuk kita mengetahui hal-hal yang baik atau cara-cara yang baik untuk menjalani kehidupan dengan baik. Terakhir, pergunakanlah potensi yang Allah berikan dengan sebaik-baiknya.
            Rasa syukur atas berjalannya dan berfungsinya otak dan akal serta pikiran kita adalah bentuk syukur atas potensi yang Allah berikan. Kita melihat bahkan mendengar banyak orang sukses, kaya raya, tampan, cantik, tetapi mengakhiri hidup mereka dengan bunuh diri. Catat, BUNUH DIRI, MATI KONYOL. Padahal Allah kasih segalanya dalam hidup dia. Entah bagaimana cara berpikir orang-orang tersebut. Hal yang masih menjadi pertanyaan adalah “Kurangkah nikmat Allah dalam memberikan potensi untuk bersyukur?”. Aku masih ingat betul nasihat dari Guruku melalui ayat alquran yang disampaikannya, “Sagala anu tumiba ka diri eta gara-gara diri”. Segala yang menimpa kita adalah konsekuensi dari yang telah diri sendiri lakukan.
            Akhir dari tulisan ini saya akan menyimpulkannya bahwa “kita bisa melakukan apapun untuk memenuhi keinginan kita dengan berbagai potensi yang Allah kasih buat kita, namun kita juga bisa memilih mana yang lebih Allah sukai untuk dijalankan”. Kenali potensi, gali potensi, dan berlatih serta bekerja keraslah hingga tujuan atau cita-cita kita tercapai. Ingat! Allah mencintai proses yang menghasilkan hal baik. Tak lupa senantiasa berdoa untuk keberkahan bakat dan potensi yang kita miliki. Semoga potensi yang Allah kasih dan kita miliki menjadi suatu kemaslahatan bagi ummat. Sekian. Wallahu ‘alam Bi Showab.
            Wassalamu’alaikum Wr. Wb.



"kita bisa melakukan apapun untuk memenuhi keinginan kita dengan berbagai potensi yang Allah kasih buat kita, namun kita juga bisa memilih mana yang lebih Allah sukai untuk dijalankan"