posting

Tuesday, May 28, 2019

Perkembangan Bahasa Remaja Secara Umum


Perkembangan Bahasa Remaja Secara Umum

Pada saat penulis kemarin melakukan penelitian di SMP Pasundan 2 Bandung secara tidak langsung melihat dan memperhatikan juga bahasa yang digunakan oleh anak-anak. Siswa SMP yang tergolong remaja ini rentang usianya tidak akan jauh dari 11-14 tahunan. Pada masa ini mereka masih berfokus untuk mengenal, mencoba, memahami, dan mengerti segala sesuatu yang mereka temukan atau dapatkan dari orang tua, tutor, guru, teman, dan orang baru yang mereka kenal.
Hal yang juga perlu diperhatikan atau menjadi perhatian penulis waktu itu adalah bahasa yang mereka pergunakan di kelas, lapangan, berbicara pada teman, guru, dan warga sekolah lainnya. Ada beberapa perbedaan bahasa yang mereka gunakan yakni dalam hal intonasi, kata yang digunakan, ragam bahasa, juga mimic muka saat berbicara.
Sebetulnya jika mereka (remaja) diajarkan bahasa yang baik sesuai tempatnya, mungkin guru tidak akan terlalu susah atau menggelengkan kepala saat mendengar kata yang aneh dari anak, tetapi itu hal wajar dan kenyataannya. Setiap anak berasal dari keluarga dan orang tua yang berbeda, maka guru pun harus mampu memahami dan menasihati anak terkait bahasa yang digunakannya jika tidak sesuai dengan karakter, nilai, dan norma yang diharapkan.
Bahasa yang digunakan anak-anak SMP ini saya ambil sampel di kelas VIII-G. Mereka sudah cukup baik dalam hal berbicara dengan guru misalnya saat bertanya, berargumen, atau minta tolong. Begitupun pada teman sekelasnya. Hanya saja mungkin karena keakraban dan kedekatan sesama teman sudah terjalin erat dan lama, mereka jadi lebih berani, tidak canggung, tidak kaku. Selain itu, bersama teman bisa saling ejek, saling mengata-ngatai, menertawakan, dll. Itu merupakan hal yang wajar terjadi pada anak usia SMP. Sekali lagi, seperti yang sudah dijelaskan pada uraian-uraian sebelumnya, yaitu masih banyak terjadi alih kode dan campur kode.
Alih kode dan campur kode yang terjadi ini dikarenakan perbedaan-perbedaan B1 dan B2 yang diterima anak dari orang tuanya. Maka dari itu, saat belajar di kelas pun kadang-kadang terbawa dengan mengatakan “Ah, Bu teu ngerti” atau “Apa ai kamu?” atau “Ibu, jadi yang dikerjain teh yang mana?”. Masih ada unsur-unsur “teh”, “mah”, dan lain-lain yang merupakan kosakata bahasa Sunda.

Ngabuburit di Taman Pandawa


Ngabuburit di Taman Pandawa


1.      Bahasa yang Berkembang di Masyarakat dengan Ciri-cirinya

       Bulan Ramadan ini sering ditemukan tempat-tempat ramai untuk ngabuburit. Iya, ngabuburit di masyarakat Indonesia tentunya tidak asing. Setiap sore hari di tempat-tempat ramai dan fasilitas umum selalu ramai dikunjungi masyarakat. Misalnya saja seperti di Taman Pandawa ini. Taman yang terletak di depan SDN Kresna ini pada hari biasanya cukup sepi jika sore hari. Namun, pada sore hari di bulan Ramadan taman ini menjadi begitu ramai.
            Taman ini tidak begitu luas dan lebar yang besar, tetapi cukup untuk beberapa puluh orang bermain di sana. Banyak kegiatan yang dapat dilakukan di sana. Berburu makanan dan minuman takjil tentunya. Selain itu, banyak juga sewaan permainan seperti motor kecil, becak kecil, odong-odong, dan aneka permainan lainnya yang sudah pasti menarik minat anak-anak untuk datang ke sana.
             Untuk melakukan semua aktivitas yang ada di sana tentunya masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Bahasa yang berkembang di masyarakat ini cenderung memakai bahasa Sunda. Hal ini disebabkan karena bahasa pertamanya yaitu Sunda. Sementara itu, untuk bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa kedua. Selain karena faktor bahasa Sunda adalah bahasa masyarakat Kota Bandung sebagai tanah Pasundan, kawasan Taman Pandawa ini masih banyak penduduknya yang asli kota Bandung dan lahir di Bandung dengan bahasa pertama bahasa Sunda. Maka dari itu, Sunda masih cenderung lebih banyak digunakan dibandingkan dengan bahasa Indonesia.
Walaupun demikian, pengertian dan pemahaman akan bahasa Indonesia juga tidak terlalu buruk atau semuanya hamper fasih. Hanya saja penggunaannya kurang sering karena bahasa Indonesia lebih cenderung digunakan saat ada penyewa mainan yaitu anak-anak kecil. Para bapak yang menyewakan motor kecilnya sering lebih ramah kepada anak kecil yang main. Misalnya menawarkan mau naik atau tidak, mau warna yang mana, dsb.

2.      Analisis Alih Kode dan Campur Kode
Contoh Tuturan 1
A: “Bade naek motor de?”
B: “Iya. Berapa?”
A: “5000eun nya?”
B: “Papa, 5000 katanya.”
C: “Sabaraha mang?”
A: “5000 tilu kuir pa.”
C: “Oh nya sok. Ieu artosna.”
Pada tuturan di atas, terjadi alih kode yaitu dari bahasa Sunda ke bahasa Indonesia. Mungkin saja karena faktor sang anak diajarkan bahasa Indoesia sebagai bahasa pertama atau B1, namun mang yang menyewakan terlahir warga Bandung dan bapak dari anak kecil juga terlahir di Bandung atau tanah pasundan lainnya. Alih kode ini sebenarnya tidak terjadi saat mang-mang itu berbicara pada anak kecil saja. Banyak juga para orang tua yang berbicara bahasa Indonesia saat menjawab pertanyaan mangnya. Atau bahkan, mang-mangnya yang memakai bahasa Indonesia dahulu, tetapi mendapat jawaban bahasa Sunda.
Pada akhirnya, penulis memahami bahwa baik penggunaan bahasa Sunda ataupun Indonesia masyarakat tetap mengerti makna dan kaidahnya walaupun tidak sempurna dan bahkan cenderung paham kaidah bahasa Sunda. Akan tetapi, hal itu tidak menutup kemungkinan pemahaman akan suatu kaidah bahasa pun tidak dimiliki secara utuh karena bahasa yang berkembang masih mengalir sejalan dengan kebutuhan komunikasi.
Contoh Tuturan 2
A: “De, hayu de mau naik motor ga?”
B: “Moal ah mang, uangnya ga cukup.”
A: “Bisa 2000 ko de, sakuir.”
B: “Nggak ah mang.”
C: “A, abi sakuir we yeu uangna.”
A; “Oh nya sok, de. Bisa kan ngejalaninnya?”
C: “Bisa.”
A: “Sok nanti ade jalan ke ujung sana, ke balik deui kadieu nya.”
C: “Nya.”
Bahasa yang digunakan pada tuturan di atas merupakan campur kode antara bahasa Sunda dan Indonesia. Seperti yang sudah dijelaskan pada uraian-uraian sebelumnya bahwa masyarakat cenderung menggunakan bahasa Sunda karena merupakan B1. Sementara bahasa Indonesia menurut penglihatan penulis seringnya digunakan untuk melayani orang lain artinya orang yang baru bertemu, memulai dengan bahasa Indonesia, dan sebagainya.

3.      Ciri Khas Bahasa Masyarakat Tertentu
a.      Dialek
Berdasarkan objek yang diteliti atau dilihat bahasanya adalah orang Bandung, maka dialeknya adalah dialek Bandung. Walaupun pada kenyataannya di Bandung bukan orang Bandung asli saja. Bisa saja ada pendatang dari berbagai daerah. Misalnya saja, penulis berasal dari ciamis dan di sekitar tempat kos penulis sering bertemu dengan orang-orang yang bahkan bukan dari pulau jawa. Misalnya, banyak mahasiswa dari Papua, NTT, NTB, Jawa, Solo, Medan, Batak, dll yang kuliah di UNNUR. Masyarakat pendatang ini biasanya menggunakan bahasa Indonesia dengan kami yang berbahasa Sunda sebagai B1. Walaupun demikian, tetap dialek bahasa daerahnya terbawa saat berbicara.
Keajadian yang sama juga terjadi saat masyarakat berkumpul di Taman Pandawa tadi. Mereka yang memakan bahasa Indonesia atau Sunda yang mungkin berasal dari luar Bandung tetap memiliki dialek daerahnya masing-masing. Misalnya:
A: “Hei, Bang. Nak kemana kau?”
B: “Ieu bade pulang heula.”

A: “Gimana tugasnya beres ga?”
B: “Ndak tahu, Bang. Besok saya harus balik dulu ke Solo.”

b.      Kata
Kata-kata yang digunakan masyarakat umumnya adalah kosakata bahasa Indonesia dan bahasa Sunda yang hampir seimbang. Akan tetapi, kembali lagi pada asal atau latar belakang masyarakat tersebut. Bisa saja kata-kata yang digunakan itu masih terpengaruh oleh asalnya. Misalnya penggunaan kata “nggak” atau “tidak” masih kadang-kadang terpengaruh kata “ora” atau “ndak”.
Kata yang digunakan juga dipengaruhi oleh faktor pendidikan dan sosial ekonomi penutur. Kata yang digunakan oleh masyarakat sosial ekonomi menengah ke atas biasanya kosakata bahasa Indonesia yang fasih, sedangkan sosial ekonomi menengah ke bawah menggunakan bahasa Indonesia yang masih kadang-kadang tercampur dengan bahasa Sunda. Bahasa Indonesia digunakan pada saat-saat tertentu saja atau acara-acara formal dan bergantung pada siapa yang sedang diajak bicara.

c.       Penggunaan Bahasa Masyarakat Sesuai dengan Keadaan Tempat Tinggal
Berdasarkan tempat tinggal adalah wilayah perkotaan yang banyak pertokoannya, gedung bengkel, pusat perbelanjaan, daerah Padjajaran dari Taman Pandawa hingga Husein ini kebanyakan menggunakan bahasa Indonesia dan Sunda hampir seimbang. Bisa dikatakan penggunanya juga sama banyaknya. Hanya saja mungkin kalau di komplek Husein banyaknya masih bahasa Indonesia yang tercampur bahasa Jawa. Hal ini dikarenakan banyak TNI yang berasal dari Jawa.

Monday, May 27, 2019

27 Mei 2019


27 Mei 2019
Malam ini ketakutan itu datang lagi. Aku semakin takut bahwa hal itu akan benar-benar terjadi. Aku benar-benar takut kehilangannya. Baru-baru ini, Ayah sudah sering mengeluh. Bukan sering juga sih, tetapi lebih tepatnya adalah sering melontarkan ucapan-ucapan harapan yang lebih padaku untuk semakin dewasa dan mandiri.
“Sekarang mah, kamu yang harus lebih bisa nabung. Sekarang mah, kamu harus bisa cepet kerja. Sekarang mah, harus bisa cicil buat beli rumah.” Dan sekarang mah-sekarang mah yang lain. Aku bukan bosan. Malahan, aku sedih denger semua itu. Kalau boleh aku jawab, mungkin tidak etis.
“Memangnya, Ayah mau kemana?” itu hanya pertanyaan di hatiku.
Saat ini, pukul setengah delapan malam, aku sedang menatap Ayah. Ia tertidur. Seperti biasa kalau tidur Ayah itu suka ngorok. Kadang suka ngerasa terganggu sih, tetapi itu hanya sementara sebelum aku juga tertidur. Sesudah aku lelap, aku tidak akan mendengar ngoroknya lagi, bukan? Sudahlah, kamu tak akan kuasa mendengar ngorok Ayahku.
Sementara itu, Mama sekarang sedang tak ada di depanku. Ada yang tahu mamaku di mana? Ya, kamu benar. Mamaku sedang berperang. Ia berjuang dari pagi buta sampai terkadang larut malam baru bisa pulang. Bahkan, ngobrol denganku saja bisa hanya beberapa jam sebelum kami tertidur lelap bersama. Akan tetapi, sampai saat ini saja aku masih belum paham mengapa disebut demikian. Sudahlah, istilah itu tidak terlalu penting. yang terpenting adalah perjuangannya untukku, untuk keluargaku. 
Dari penghasilan kios kecil itu kami bisa hidup hingga sekarang. Makanya, aku selalu bilang mama lagi berperang membantu Ayah. Terima kasih ya Allah. Rezeki dariMu lewat kios itu mengalir untuk keluargaku dengan cukup bahkan mungkin terkadang kami yang kufur nikmat. Maafkan kami ya Allah.
Sepertinya mataku sudah mulai ngantuk. Padahal aku masih ingin bercerita banyak pada kalian. Tapi, yasudahlah. Aku istirahat dulu yah. Selamat malam.
Sekali lagi, aku memohon sehatkan kedua orang tuaku ya Allah. Aku mencintai mereka.

-Perjalanan Malam

Saturday, December 8, 2018

Puisi SENJA BERBASAH LAGI


SENJA BERBASAH LAGI


Waktu bergulir begitu cepat
Aku pun bergegas pergi
Mencarimu dengan penuh harapan
Harapan akan cerita-ceritamu yang penuh keajaiban
.
Entahlah
Aku hanya ingin pergi
Bertemu atau tidak itu hanya konsekuensi
Dari kepergianku sore itu
.
Tidak ada harapan yang lebih
Menikmati teh dengan berbagi angan
Itu sudah lebih dari cukup
Atau hanya menulis bersama dengan melukis harapan itu
Mungkin lebih menyenangkan
.
Tapi, sayang....
Rinai hujan tak terelakkan
Aku terhalangi jarak
Senjaku bersamamu harus berbasah lagi
.
😉😉😉
....
#senja #basah #rindu #hujan #puisi #semogaharinyabahagia

Tuesday, December 4, 2018

BERSYUKUR DULU, BARU NIKMATIN


BERSYUKUR DULU, BARU NIKMATIN


Assalamu’alaikum teman-teman….
.
Sore ini aku mau berbagi sedikit cerita nih. Ok, kita langsung aja yah. Selamat membaca. J J J
.
Bismillah…. Teman-teman di sini pernah nggak sih merasa bahwa Allah nggak adil? Atau mungkin pernah merasa diri ini ditimpa musibah terus-terusan, gitu? Atau yang lebih parah merasa kalau usaha yang kita lakukan itu selalu 4G (Gagal, Galau, Gagal, Galau)? Atau hidup teman-teman mulus-mulus aja gitu?
Nah, untuk aku sendiri pernah banget mengalami hal tersebut. Ceritanya waktu itu adalah ikut tes masuk perguruan tinggi. Dan hasilnya gagal. Semangat dong ikut tes kedua, dan harapannya berhasil. Tetapi, apa mau dikata, hasilnya gagal dan akhirnya galau melanda. LL Ucapan dukacita pun memenuhi pesan masuk di ponselku. Itu malah semakin membuatku nge-down. Ya, mungkin teman-teman tahu rasanya lagi nangis terus disuruh jangan nangis lagi, gimana?! Malah makin sedih, kan?
Hari berganti hari, aku sudah mencoba tersenyum kembali. Semangat dan dukungan pun mulai tumbuh dan berkembang lagi. Dan, satu hal yang paling kuingat soal dukungan-dukungan yang kuterima, yaitu “Kamu sudah bersyukur belum bisa sampai di titik ini?” Degggggg…. Langsung aja tersentak. Iya, yah. Orang lain belum tentu bisa lulus SMA. Orang lain belum tentu bisa daftar ke perguruan tinggi. Terus, sekarang perjuanganku buat lulus SD, SMP, SMA supaya bisa masuk kuliah itu aku ga syukuri? (dalam hati)
“Inget, belajar 12 tahun buat masuk kampus hebat dan berhasil dengan hebat. Masa nanti udah masuk jadi makin berkurang hebatnya? Menurutku, Allah tuh gamau lulusin tes kamu dengan cuma-cuma terus kamu ngga inget ada campur tangan siapa. Makanya, baiknya bersyukur dulu, baru menikmati hasilnya.”
Mungkin, dalam posisi lain misalnya teman-teman ada ujian. Pernah denger pastinya, Udahlah segini juga udah “bersyukur”. Aku pun sering dan sering juga menyesalnya. Kalimat tersebut terucap yakni setelah kejadian. Akan tetapi, alangkah lebih baiknya jika bersyukur juga sebelum kejadian. Perlu diketahui dan disadari juga oleh teman-teman, kalau bersyukur tak mesti di akhir, tetapi di awal juga. Belajar giat sebelumnya, lebih banyak baca, sharing the knowledge bareng teman, mungkin itu hal-hal yang termasuk dalam bersyukur sebelumnya. Dengan begitu kita sudah memanfaatkan kesempatan sebaik-baiknya, bersyukur padaNya telah diberi kesempatan.
Nah, begitu ceritanya. Jadi, pesan yang dapat diambil adalah jangan terus menikmati nikmatNya, tanpa bersyukur pada pemberinya.
Taken by @estroine
#selfreminder #bestrong #begrateful #belajar #berusaha #keepspirit #keepsmile #AlwaysThinking #AlwaysPray

Saturday, July 7, 2018

Aku Menemukan KuasaMu dalam Makna Potensi


Aku Menemukan KuasaMu dalam Makna Potensi

            Bismillaahirrahmaanirrahiim...
            Assalamu’alaikum Wr. Wb.
            Pagi ini seperti biasa aku mempersiapkan diri untuk berangkat kuliah. Sabtu, hari terakhir perkuliahan di semester enam ini. Wow, terdengar berat yah kawan-kawan? Catat, SEMESTER ENAM. Ataukah kalian masih merasa biasa saja seperti masih duduk di semester awal? Baiklah, itu hanya kawan-kawan yang mengetahui jawaban pastinya. Kebanyakan orang masih menganggap bahwa semakin tinggi tingkatan kita di perguruan tinggi, maka akan semakin sulit perjuangan dan pengorbanan yang harus dilakukan. Bagiku, pernyataan tersebut bagaikan pisau tajam saat ini. Seraya semua ucapan tersebut langsung tembus menusuk relung hati terdalam dan tepat sasaran. Itulah yang aku rasakan sekarang.
            Oh iya, aku sampai lupa memperkenalkan diri. Namaku Lela Laelasari. Aku mahasiswa semester enam yang tentunya memohon doa kepada kawan-kawan agar cepat lulus dan bertemu jodoh setia. Eh, segitu dulu saja yah.
            Hari ini akan kuceritakan sedikit makna kehidupan yang patut disyukuri oleh seluruh manusia. POTENSI. Perlu dicatat kawan-kawan, POTENSI. Kawan-kawan tentunya sudah sering mendengar istilah potensi, bukan? Baiklah, akan kuperjelas terlebih dahulu. Kata potensi sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI V) termasuk ke dalam kategori nomina atau kata benda. Kata ini berarti kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan atau bisa juga dikatakan sebagai kekuatan, kesanggupan, dan daya. Semua manusia dilahirkan ke dunia ini katanya membawa berbagai potensi dalam dirinya masing-masing. Pernyataan lainnya yang mendukung definisi dari KBBI tersebut adalah bahwa potensi setiap orang itu berbeda dan tentunya bisa diasah untuk dimunculkan atau bahkan dikembangkan menjadi lebih baik.
            Sering juga kita mendapat pernyataan atau anggapan yang menyebutkan bahwa potensi adalah sama dengan bakat. Sayangnya, aku tidak setuju. Alasan pertama dan utama, seseorang yang misalnya pandai melukis tidak langsung bisa dan mahir pada waktu ia dilahirkan. Mereka mengalami tahap belajar dan berlatih terlebih dahulu sebelum menjadi seniman. Walaupun pada hakikatnya bakat adalah kepandaian yang dibawa sejak lahir, tetapi kemampuan atau potensi tersebut tidak akan muncul jika tidak dilatih dan melalui atau melewati proses yang dinamakan pembelajaran secara intensif. Alasan kedua, seseorang bisa saja mempunyai bakat untuk melakukan sesuatu, sifat menjadi siapapun, atau bahkan teori-teori dalam otaknya untuk bertindak sempurna dan menakjubkan. Akan tetapi, tidak semua orang mempunyai potensi yang potensial. Maka dari itu, menurutku potensi dan bakat adalah berbeda.
            Sehubungan dengan bulan Ramadhan kali ini, aku akan berbagi cerita tentang potensi. Hal yang paling tidak asing saat Ramadhan adalah “Puasa”. Dalam agama Islam, puasa adalah salah satu rukun Islam berupa ibadah menahan diri atau berpantang makan, minum, dan segala hal yang membatalkannya mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari. Puasa juga dikenal dengan istilah shaum dalam bahasa Arab. Pada kenyataannya, puasa bukan hanya menahan diri dari lapar dan haus saja. Akan tetapi, puasa lebih dari itu. Maksudnya adalah puasa juga menahan hawa nafsu untuk tetap terkendali dengan stabil, tidak naik atau tidak turun. Bagiku, puasa itu DAMAI, hati jernih dengan mempersiapkan diri untuk puasa dan raga tetap kuat serta jiwa tetap bertekad dengan hebat.
            Semua orang di dunia ini pasti mampu berpuasa, menahan lapar dan dahaga dari pagi sampai petang tiba. Akan tetapi, itu hanya lahiriahnya saja. Hal-hal yang nampak terlihat di sekeliling kita memang menampakkan hal-hal yang baik. Walaupun masih banyak di luar sana yang tidak puasa, semoga saja iman dan aqidah kita tidak goyah yah. Potensi puasa yang Allah berikan ini, sejatinya dipergunakan dengan baik sesuai aturannya. Allah memberikan kesehatan, kekuatan, dan keselamatan itu adalah bentuk keberkahan dan nikmat yang luar biasa. Tetapi, pertanyaan muncul lagi. Siapkah kita menggunakan potensi itu untuk menjalankan kewajibanNya?
            Selain puasa adalah kewajiban, puasa juga ternyata menyehatkan. Yuk, kita bahas potensi apa saja yang bisa kita lakukan di bulan puasa. Pertama, menanamkan niat menjalani puasa selama ramadhan dengan keyakinan dan iman yang teguh. Seringkali iman kita di awal-awal puasa sangat kuat, tetapi seiring berjalannya waktu, niat beribadah pun jadi melemah dan tentunya iman menjadi menurun. Jangan sampai seperti itu ya, kawan-kawan. Kedua, mengonsumsi makanan yang sehat pada saat sahur dan berbuka. Selain itu, mengonsumsi vitamin untuk menjaga keseimbangan yang baik pada tubuh. Kita bisa saja memakan makanan yang pedas, berlemak, kandungan gula yang tinggi, tetapi kalau sudah berniat menjalani puasa dengan baik dan lancar, tentunya kita akan memilih yang baik untuk kesehatan kita. Sehingga puasanya akan berjalan lancar dan tentu mendapatkan keberkahan dari Allah swt.
            Ketiga, mengonsumsi makanan secukupnya. Ingat! Allah tidak menyukai segala sesuatu yang berlebihan. Seperti yang tertulis dalam Alquranul Karim dalam surat Al-Araf ayat 31 yang artinya “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan”. Kalamullah lainnya yang berbunyi “Innal mubadzirina kaanuu ikhwaana syayathiin” (Q.S. Al-Isro: 26-27), yang artinya “Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan”. Keempat, bersosialisasi. Manfaat bersosialisasi di bulan ramadhan sangatlah bisa untuk kita rasakan. Ada istilah “bukber” atau kependekan dari buka bersama ini adalah salah satu cara kita bersosialisasi dengan keluarga, sahabat, rekan kerja, bahkan teman seperjuangan semasa muda. Akan tetapi, perlu diingat, bukber yang seperti apa yang akan mengantarkan kita pada keberkahan puasa? Jangan sampai kita dibuat boros hanya dengan alasan bukber. Potensi tersebutlah yang perlu kita kendalikan, kawan-kawan.
            Maha suci Allah yang memberikan potensi. Kuasa Allah memberi bakat dan potensi kepada makhlukNya sehingga masyarakat pun beragam. Ada profesi ini, itu, minatnya juga beragam, sehingga kehidupan dunia saling melengkapi. Segala potensi dalam diri seseorang pun tentunya bermacam-macam. Ada potensi baik dan ada potensi buruk. Ada yang ingin melakukan ini, itu, dan lain hal. Ada pula yang melakukan sesuatu niat atau itikad dengan cara baik dan benar, namun ada pula yang melakukannya dengan cara buruk dan salah. Allah maha kuasa atas segala sesuatu. Tinggal kitalah yang menentukan ke arah mana dan memilih yang mana untuk kita jalankan. Pastinya, kita selalu mengamini yang baik untuk kebaikan dalam hidup kita. Maka dari itu, penting untuk kita mengetahui hal-hal yang baik atau cara-cara yang baik untuk menjalani kehidupan dengan baik. Terakhir, pergunakanlah potensi yang Allah berikan dengan sebaik-baiknya.
            Rasa syukur atas berjalannya dan berfungsinya otak dan akal serta pikiran kita adalah bentuk syukur atas potensi yang Allah berikan. Kita melihat bahkan mendengar banyak orang sukses, kaya raya, tampan, cantik, tetapi mengakhiri hidup mereka dengan bunuh diri. Catat, BUNUH DIRI, MATI KONYOL. Padahal Allah kasih segalanya dalam hidup dia. Entah bagaimana cara berpikir orang-orang tersebut. Hal yang masih menjadi pertanyaan adalah “Kurangkah nikmat Allah dalam memberikan potensi untuk bersyukur?”. Aku masih ingat betul nasihat dari Guruku melalui ayat alquran yang disampaikannya, “Sagala anu tumiba ka diri eta gara-gara diri”. Segala yang menimpa kita adalah konsekuensi dari yang telah diri sendiri lakukan.
            Akhir dari tulisan ini saya akan menyimpulkannya bahwa “kita bisa melakukan apapun untuk memenuhi keinginan kita dengan berbagai potensi yang Allah kasih buat kita, namun kita juga bisa memilih mana yang lebih Allah sukai untuk dijalankan”. Kenali potensi, gali potensi, dan berlatih serta bekerja keraslah hingga tujuan atau cita-cita kita tercapai. Ingat! Allah mencintai proses yang menghasilkan hal baik. Tak lupa senantiasa berdoa untuk keberkahan bakat dan potensi yang kita miliki. Semoga potensi yang Allah kasih dan kita miliki menjadi suatu kemaslahatan bagi ummat. Sekian. Wallahu ‘alam Bi Showab.
            Wassalamu’alaikum Wr. Wb.



"kita bisa melakukan apapun untuk memenuhi keinginan kita dengan berbagai potensi yang Allah kasih buat kita, namun kita juga bisa memilih mana yang lebih Allah sukai untuk dijalankan"

Wednesday, October 18, 2017

Feature "Wisata Seru di Dunia Fantasi"


Wisata Seru di Dunia Fantasi
          Sebuah pertemuan sering kali menemukan titik untuk berpisah atau berhenti di suatu tempat dan akhirnya kembali lagi berpisah. Sama halnya dengan pertemuan kita, Sahabat. Tiga tahun ini kita sudah lalui semua waktu dengan gembira, sedih, cemas, bahkan menegangkan sekali pun kita ada di dalamnya.  Pertemuan kita memang singkat, tetapi kenangannya yang akan selalu mengikat dalam hati dan memori kita masing-masing.
Sebelum kita berpisah untuk menjalani hidup dengan jalan berbeda, kita pernah bertemu di sini, Dunia Fantasi. Arena permainan yang selalu dipenuhi para wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Baiklah, akan kuceritakan momen kita saat berwisata seru di Dunia Fantasi kepada seluruh masyarakat dunia bahwa kita pernah berada di sini dengan sangat gembira.
Datangnya waktu liburan merupakan hal yang sangat menyenangkan bagi banyak orang. Termasuk kita pada saat itu yang hobinya masih selalu ingin main, main, dan main. Tempat-tempat yang sering dikunjungi adalah pantai, gunung, wahana permainan, dan masih banyak lagi. Kita memilih Dufan dan Pantai yang sudah tak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia, yakni Ancol. Sabar yaa.. akan kurinci satu per satu semua yang ada di sana. Here we go...
Pertama, kami tidak lupa mengabadikan momen dengan berfoto di depan pintu masuk Dufan. Setelah kami masuk ke sana, ternyata permainannya menakjubkan. Oh iya, buat kawan-kawan yang juga ingin berlibur ke sini jangan lupa bayar tiket di pintu masuk ya. Barulah setelah itu, kita dapat menikmati seluruh wahana permainan dengan bebas memilih yang mana saja kita suka. Suasana di sana sangat ramai waktu itu. Aku jadi bingung memilih permainan yang mana.
Dufan adalah salah satu tempat favorit yang paling diminati banyak orang. Jenis permainan yang disuguhkan memang sangat menarik perhatian wisatawan. Wahana yang ada di sana berbagai macam seperti wahana yang siap bermain dan menghibur pengunjung untuk sekedar bersenang-senang hingga memacu adrenalin. Nama-nama wahana yang ada di sana misalnya;
·         Bianglala; yakni kincir besar yang siap membawa kita pada ketinggian dan melayang-layang di udara.
·         Gajah Bledug Dufan; wahana ini hanya diajak berputar-putar saja dan berbentuk gajah.
·         Kora-kora; salah satu wahana yang ekstrim karena membuat pengunjung teriak-teriak histeris. Penyebabnya karena wahana ini berbentuk perahu yang berayun cukup kencang ke arah depan dan belakang.
·         Hysteria; wahana menegangkan dan memacu adrenalin. Mencoba permainan ini akan seolah merasa dilemparkan dari bawah ke atas dalam waktu satu per sekian detik dengan sangat cepat dan berulang-ulang. Entah ketinggiannya itu mencapai berapa meter.
·         Tornado; tempat duduk yang jungkir balik. Pengunjung pertama menduduki tempat ini. Lalu, selang beberapa menit kita dijungkirbalikan di atas udara dalam posisi kepala di bawah dan kaki di atas. Wahana ini adalah yang paling ekstrim loh, kawan-kawan.
·         Istana Boneka; sebuah ruangan yang didesain penuh boneka di dalamnya dengan berbagai macam bentuk dan pakaian yang menghiasinya. Pengunjung diantar ke sana dengan menaiki sebuah perahu air yang siap berkeliling di dalamnya.
·         Ontang-anting; kursi terbang. Wahana ini kami naiki juga loh, Sahabat. Kami serasa terbang melayang di ketinggian berapa puluh kaki dari permukaan tanah dan diputar-putar di atas udara. Saat wahana mulai bergerak, kursi yang diduduki semakin naik ke atas dan membuat kami berteriak.
Waktu semakin senja dan langit sudah menampakkan matahari yang akan segera tenggelam. Namun, kami masih ingin bermain. Oh iya, ada satu permainan lagi yang kami naiki, yaitu Halilintar. Walaupun para guru sudah mulai lelah dan menyuruh kami bergegas pulang, kami mencoba permainan itu.
·         Halilintar; kereta yang berjalan dengan kecepatan tinggi dengan jalur rel berbentuk bulat, wahana yang paling memacu jantung pengunjung juga, nih. Jalur relnya ada yang naik, turun, datar, dan berputar. Bahkan ada jalur yang menukik tajam.
Sebetulnya, masih banyak wahana permainan di sana. Namun, karena waktu yang belum berjodoh untuk menemani kami menikmati semuanya maka kami bergegas menaiki bus untuk pulang. Sebelum kita kembali ke Bandung, kita mampir dulu ke Pantai Ancol. Mengobati rasa lelah dan menunggu matahari seolah benar-benar tenggelam ke laut itu adalah suasana yang indah dan pemandangan menakjubkan. Perut juga mulai keroncongan dan harus segera diisi dengan yang mengenyangkan. Tempat makan di depan mata pun kami serbu dengan berbagai pesanan makan yang berbeda-beda. Kami melahap makanan dengan menikmati sunset yang indah di kawasan Pantai Ancol bersama seluruh kawan seperjuangan SMA. Pada perjalanan pulang ke Bandung, semua orang tertidur pulas karena kelelahan bermain kecuali Pak Supir yang setia mengantar kami. Terima kasih Pak Supir. Terima kasih Dufan, Ancol, kawan-kawan dan waktu yang telah membuat kita bahagia sebelum berpisah.