posting

Thursday, January 14, 2016

Analisis Unsur-unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Drama Kotak Surat Terakhir

Drama “Kotak Surat Terakhir” (Mochamad Asrori)
Sinopsis Drama “Kotak Surat Terakhir” (Mochamad Asrori)

“Kotak Surat Terakhir”
(Mochamad Asrori)
                Suatu hari Re, Yo, dan Ed mendapat kiriman surat dari Ayahnya, Seno.

                ”Aku tak perlu mengingatkan lagi sudah berapa pucuk surat yang telah kulayangkan. Ini adalah surat terakhir yang kutulis. Surat ini bukan instruksi, surat ini adalah amanat. Patuhilah. Sebagai surat terakhir, mungkin ini adalah kepatuhanmu yang terakhir kali pula. Pulanglah dan cobalah bahagiakan Ibumu di hari ulang tahunnya. Dari seorang yang selama ini kau panggil ayah”.
               
                Mereka bertiga membaca surat itu, tetapi Ed malah meremas surat itu dalam kepalan lalu berteriak dan meninju sansak di sampingnya. Sementara Re mencampakkan surat ke tanah, mengambil palet dan kuas, dengan geram, gerakan tangannya cepat  menggores kanvas disampingnya. Lain lagi dengan Yo yang dengan pelan melipat  surat dan menyelipkan di buku tebal yang ada di depannya.
                Sementara di Garasi rumah, Seno dan Gun, adiknya, sedang membahas mengenai kotak surat yang dibuat oleh Seno. Seno pun dengan bangga memperlihatkan karyanya kepada Gun. Tetapi Gun terlihat menilai biasa saja terhadap karya tersebut. Itu hanyalah kotak surat biasa, pikir Gun. Tetapi Seno ngotot untuk menyuruh Gun menilai lebih jauh lagi. Gun merasa ada yang aneh dengan kakaknya ini, karena dia seolah kehilangan akal, bersikap tak seperti biasanya dengan terus memperhatikan karya sebuah kotak surat itu.
                Ternyata Seno bangga terhadap karyanya adalah karena bahan yang digunakan adalah terobosan baru yaitu bahan metalion delirium polyester. Gun masih tetap merasa aneh terhadap tingkah laku kakaknya tersebut. Lalu, Gun pun menyuruh Seno untuk terbuka kepadanya, dia penasaran tentang apa yang ada dalam hatinya. Kemudian Seno marah, dia tersinggung karena dianggap gila dan menyuruh Gun untuk pergi meninggalkannya sendiri di dalam Garasi itu.
                Keesokan harinya, Ed dan Yo mengunjungi kosan adiknya, Re. Mereka terlihat akan pergi ke suatu tempat. Sementara itu, di halaman rumahnya, Seno sedang asyik memasang kotak surat buatannya itu. Kemudian istrinya menghampiri Seno. Mereka berbincang ria menikmati pagi yang cerah. Seno juga kembali menjelaskan tentang kotak surat itu bahwa kotak surat itu terbuat dari bahan sintetis penemuan terbaruku. Bahan tersebut akan membuat kotak suratnya tak lekang dimakan usia. Tidak akan berkarat dan rusak. Konstruksinya sangat kokoh. Hujan badai tak akan menggoyahkanya. Tendangan bola nyasar anak-anak tidak akan membuatnya bergetar, apalagi pesok seperti nasib kotak surat kita sebelumnya. Kotak surat ini juga anti air, setetes pun air tak akan mampu meresap ke dalam. Surat-surat dalam kotak tidak akan rusak, akan selalu aman terjaga. Suhu di dalamnya juga akan tetap terjaga. Sesuai dengan kebutuhan kertas surat. Panas tidak akan berpengaruh sama sekali. Warnanya akan selalu baru, tak akan mengelupas atau luntur dalam lima dekade. Garansi. Satu hal lagi, aromanya. Aroma kotak surat ini sangat berbeda dengan kotak surat dari kayu atau logam. Lebih harum. Begitulah penjelasan Seno kepada istrinya.
                Istrinya pun sudah mengira kalau suaminya itu merindukan anak-anaknya sehingga dia memperbaiki kotak surat yang sebelumnya rusak. Tapi, Seno tak mengaku kalau dirinya memang merindukan anak-anaknya. Tak lama istrinya mengajak Seno untuk sarapan. Mereka pun masuk ke dalam rumah untuk sarapan.
                Ternyata perjalanan ketiga anak Seno itu mengalami hambatan. Mereka kecelakaan dan mobilnya masuk ke hutan. Mereka tak tahu harus minta pertolongan kemana, karena disana tak terlihat ada orang yang bisa menolong mereka. Mereka pun terpaksa untuk menunggu sampai fajar tiba. Yo memulai pembicaraan kepada Re,menanyakan seputar kuliahnya. Re pun menjawab bahwa semuanya baik. Tetapi, mereka masih mengkhawatirkan mobil Ayahnya yang tergores, dan banyak kerusakan karena kecelakaan itu.
                Mereka memikirkan untuk membeli kado ulang tahun ibunya. Ed pun menyarankan untuk membeli bunga saja nanti di perjalanan. Tetapi, Re membantah karena bunga seperti kado untuk orang sakit. Ed pun mengumpulkan kayu-kayu untuk membuat perapian di hutan. Sementara Yo mengobati lukanya yang dibantu oleh Re. Besoknya, mereka melanjutkan perjalanan.
                lalu, di ruang makan. saat istrinya sibuk membenahi meja makan dan menata hidangan Seno muncul membawa kue tar lengkap dengan lilin berbentuk angka 40. sambil berjalan mendekati istri, seno menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Setelah selesai, istrinya meniup lilin tersebut dan memberi ciuman pada seno. Istrinya mengucapkan terima kasih pada Seno.
                Seno pun merasa kalau yang seharusnya membawakan kue adalah anak-anaknya, tetapi mereka belum juga datang. Terlihat Seno sangat sedih, tetapi dengan semangatnya ia pun langsung sadar dan mengatakan walaupun dia sudah tua dan rambutnya memutih, dia akan baik-baik saja dan sehat seperti sekarang ini. Rencana Seno menyuruh anak-anaknya pulang adalah untuk mendampingi, menghibur, dan meramaikan rumah jika nanti waktunya hidup sudah habis, begitu pikirnya.  
                Ed, Yo, dan Re sudah menginjak halaman rumah ayah mereka. Akhirnya mereka sampai dan buru-bur menemui Ibu mereka. Mereka masuk ke dalam, takut Ayahnya marah karena mobilnya banyak tergores. Lalu, mereka melihat sebuah kotak surat yang di buat Ayahnya tempo hari. Tapi, ada sedikit keanehan pada kotak surat itu setelah mereka teliti. Ternyata kotak surat itu tak mempunyai lubang suratnya.            
                Mereka berpandang-pandangan heran. Tapi tak lama mereka kemudian berpaling ke arah pintu rumah. Bersama-sama mereka berteriak.

Ayah.... Ibu.... Kami pulang….

Analisis Unsur-unsur Intrinsik Drama “Kotak Surat Terakhir” (Mochamad Asrori))
a)      Tema
            Tema pada cerita ini adalah “kerinduan seorang Ayah pada anak-anaknya” atau “kotak surat terakhir yang dibuat Ayah untuk anak-anaknya”.
b)      Plot atau Alur
Plot atau Alur cerita drama ini adalah alur maju.
c)       Tokoh atau Penokohan
1)      Seno, 45 tahun, penampilan jauh lebih tua dari usianya, baik hati, tetapi merasa kesal terhadap anak-anaknya yang sudah lama tak pulang menjenguknya.
2)      Gun, 42 tahun, adik Seno, perhatian pada kakaknya.
3)      Istri, 40 tahun, istri Seno, baik hati, sayang terhadap keluarga.
4)      Ed, 20 tahun, anak pertama Seno-Istri, taruna polisi
5)      Yo, 19 tahun, anak kedua Seno-Istri, mahasiswa tingkat awal fakultas kedokteran
6)      Re, 18 tahun, anak ketiga Seno-Istri,  mahasiswa tingkat awal fakultas seni
d)      Latar
Latar tempat; di Kosan, di rumah, di halaman dan kebun rumah, di ruang makan, di perjalanan, dan di hutan.
Latar waktu; suatu hari, pagi, siang, dan malam hari.
Latar suasana; kerinduan yang mendalam dari Ayah untuk anak-anaknya, kesal karena saudara bertiga itu kurang akur dan rencana Ayahnya untuk menyuruh mereka pulang dalam satu mobil, bahagia karena Istrinya ulang tahun dibawakan kue oleh suaminya, Seno. Suasana sedih, karena ketiga saudara itu mengalami kecelakaan saat perjalanan pulang menuju rumah ayahnya, kebersamaan mereka terjalin kembali dengan harmonis atas kejadian itu. Suasana heran saat melihat kotak surat yang tak memiliki lubang surat, ternyata itu adalah kotak surat terakhir yang di buat Ayah untuk anak-anaknya.
e)      Amanat
Amanat yang terkandung dalam cerita drama ini adalah;
1)      Sayangilah dan hormatilah kedua orang tua selagi masih ada, jangan sampai kita menyesal;
2)      Buatlah orang tua merasa bahagia dengan kedatangan kita yang selalu ada untuk mereka dan menjenguk mereka;
3)      Orang tua membutuhkan anak-anaknya saat usia tua nanti, jadilah anak-anak yang berarti dan selalu berbakti kepada mereka; dan
4)      Hiduplah rukun dan harmonis bersama keluarga dan saudara-saudara.

Analisis Unsur-unsur Intrinsik Drama “Kotak Surat Terakhir” (Mochamad Asrori))
a)      Latar Belakang Kehidupan Pengarang
            Mochammad Asrori dilahirkan di kota Surabaya, 24 Juni 1980. Alumni Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Surabaya. Menulis esai, cerpen, dan puisi di tengah rutinitas sebagai wartawan Glocal Magazine. Saat ini bergiat di komunitas penulis Warung Fiksi. Alamat: Dsn. Sidonganti RT.02/RW.01, Ds. Ngingasrembyong, Sooko, Mojokerto, 61361. Email: rori_story@yahoo.com.
b)      Nilai-nilai yang Terkandung
Nilai moral:
Cerita ini mengajarkan untuk selalu menghormati dan menyayangi kedua orang tua. Jangan sampai karena kita sibuk dengan masa dewasa kita sehingga kita lupa pada orang yang telah merawat kita hingga dewasa. Mengajarkan untuk selalu mendampingi orang tua saat tua nanti karena yang dibutuhkan hanya kasih sayang anak-anaknya.
   Nilai sosial:

   Hidup rukun dan harmonislah bersama keluarga dan saudara-saudara. 

No comments:

Post a Comment