Novel “Ibrahim Rindu Allah”
(Wiwid Prasetyo)
Sinopsis Novel “Ibrahim Rindu Allah” (Wiwid Prasetyo)
“Ibrahim Rindu Allah”
(Wiwid Prasetyo)
Ibrahim
bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah
seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah
dia termasuk golongan orang-orang musyrik.” (QS. Ali ‘Imran [3]: 67).
Inilah sebuah novel yang sangat inspiratif dalam membangun kehidupan penuh ketaatan kepada Allah Swt. Di dalamnya diangKat kisah heroik dan begitu menyentuh tentang perjalanan seorang hamba pilihan Allah yang membebaskan manusia dari gulita kesyirikan menuju benderang cahaya peradaban tauhid. Dialah, Nabi Ibrahim As.
Kisahnya yang sangat legendaris atas liku-liku pencariannya dalam menemukan keyakinan akan adanya Sang Pencipta alam semesta yang perlu disembah seluruh makhluk di jagat raya ini, benar-benar membuat beliau layak digelari Bapak Tauhid.
Keyakinan Nabi Ibrahim bukan tanpa ujian. Dakwahnya pun bukan tanpa tantangan. Ia harus berhadapan dengan Raja Namrudz dan pengikut-pengikutnya yang zhalim, termasuk berhadapan dengan keyakinan ayahnya yang masih taat menganut kepercayaan lama yang dianggapnya sesat. Ujung-ujungnya tentu saja sebuah hukuman sangat mengerikan harus dialaminya, yakni: dibakar hidup-hidup.
Sungguh, membaca novel ini dapat menjadikan kita teguh dalam menggenggam kebenaran; sebuah sikap yang sangat penting dalam kehidupan sekarang, di mana berhala-berhala Namrudz—meski dalam bentuk lain—dan para penyembahnya, mulai bermunculan di sekitar kita! Waspadalah…!
Inilah sebuah novel yang sangat inspiratif dalam membangun kehidupan penuh ketaatan kepada Allah Swt. Di dalamnya diangKat kisah heroik dan begitu menyentuh tentang perjalanan seorang hamba pilihan Allah yang membebaskan manusia dari gulita kesyirikan menuju benderang cahaya peradaban tauhid. Dialah, Nabi Ibrahim As.
Kisahnya yang sangat legendaris atas liku-liku pencariannya dalam menemukan keyakinan akan adanya Sang Pencipta alam semesta yang perlu disembah seluruh makhluk di jagat raya ini, benar-benar membuat beliau layak digelari Bapak Tauhid.
Keyakinan Nabi Ibrahim bukan tanpa ujian. Dakwahnya pun bukan tanpa tantangan. Ia harus berhadapan dengan Raja Namrudz dan pengikut-pengikutnya yang zhalim, termasuk berhadapan dengan keyakinan ayahnya yang masih taat menganut kepercayaan lama yang dianggapnya sesat. Ujung-ujungnya tentu saja sebuah hukuman sangat mengerikan harus dialaminya, yakni: dibakar hidup-hidup.
Sungguh, membaca novel ini dapat menjadikan kita teguh dalam menggenggam kebenaran; sebuah sikap yang sangat penting dalam kehidupan sekarang, di mana berhala-berhala Namrudz—meski dalam bentuk lain—dan para penyembahnya, mulai bermunculan di sekitar kita! Waspadalah…!
Unsur-unsur Intrinsik Novel “Ibrahim Rindu Allah” (Wiwid
Prasetyo)
a)
Tema
Tema cerita dalam novel ini
adalah perjuangan Nabi Ibrahim dalam
menemukan keberadaan Sang pencipta dan menemukan kebesaranNya.
b)
Penokohan
Tokoh dalam
cerita ini adalah;
1)
Bangsa
Sumeria; bangsa kafir yang memuja para dewa.
2)
Penduduk
keturunan kan’an; penduduk kafir yang memuja para dewa.
3)
Nabi Nuh; Nabi
yang mengajarkan ajaran Tauhid kepada Allah, baik hati, patuh terhadap
perintah Allah, sabar dalam menghadapi segala ujian dari Allah, dan selamat
dari bencana banjir besar yang diturunkan kepada kaumnya.
4)
Pendongeng
istana; seorang yang kafir dan memuja dewa.
5)
Raja
Namrudz; raja Babilonia yang menyembah dewa Marduk, seorang pemimpin yang
picik, zhalim, diktator, otoriter, serakah, dan sombong.
6)
Penduduk
Babilonia; penduduk kafir yang bangga bahwa peradaban yang mereka adalah dibangun
dari hasil kerja keras mereka setelah berhasil menaklukan alam.
7)
Bangsa
Mesopotamia; bangsa kafir pada zaman dahulu pada zaman Nabi Ibrahim
8)
Para
punggawa, penasihat, menteri kerajaan, prajurit, dan para budak; orang-orang
kafir yang patuh dan taat pada raja Namrudz.
9)
Ahli
nujum dan tukang ramal; orang kafir yang taat pada raja Namrudz.
10)
Fir’aun;
raja yang mengaku sebagai Tuhan pada zaman Nabi
Musa, yang zhalim.
11)
Nabi Musa; Nabi
utusan Allah.
12)
Theodore
Hezrl; tokoh yahudi yang terpandang.
13)
Tarukh;
Ayah Nabi Ibrahim, orang yang beriman
pada ajaran Tauhid Nabi Nuh dan percaya
pada kerasulan Nabi Ibrahim.
14)
Ummi
Ibrahim; ibu yang baik bagi ibrahim dan orang yang beriman pada ajaran Nabi
Ibrahim.
15)
Nabi Ibrahim; (anak Tarukh ketiga), pemberani,
penyabar, perjuangan dakwah tauhidnya yang penuh cobaan tetapi ia tetap tegar
dan ikhlas menjalankan semua kewajiban yang Allah perintahkan, Nabi utusan
Allah, dijuluki sebagai bapak para Nabi karena keturunannya banyak yang menjadi
Nabi dan utusan Allah, seorang Nabi ulul azmi.
16)
Ummi
Maryam; ibunya Nabi Isa.
17)
Nabi Isa; Nabi utusan Allah.
18)
Ummi
Imran; ibunya Nabi Musa.
19)
Nabi Musa; Nabi utusan Allah.
20)
Nahor;
saudara Nabi Ibrahim (anak Tarukh
pertama)
21)
Haran;
saudara Nabi Ibrahim (anak Tarukh kedua)
22)
Paman
Nabi Ibrahim; (bernama Azar) seorang
kafir penyembah berhala dan pembuat patung-patung rendahan, seorang
cendekiawan, seniman, astrolog, pebisnis, dan penasihat kerajaan.
23)
Putri
Razia; anak dari raja Namrudz yang beriman pada ajaran Nabi Nuh dan Ibrahim.
24)
Nabi Luth; (keponakan Nabi Ibrahim, anak dari Haran), seorang Nabi utusan
Allah.
25)
Bangsa
Amorit; bangsa kafir pada zamannya.
26)
Bangsa
Phoenicia; bangsa kafir pada zamannya.
27)
Bangsa
Filistin;
28)
Bangsa
Yabus;
29)
Bangsa
Yerusalem (ursalem);
30)
Kana’an
bin Ham bin Nuh; anaknya Nabi Nuh yang durhaka.
31)
Kaum
Jabbarin;
32)
Sarah;
istri Nabi Ibrahim 1, lemah lembut,
menawan hati penuh keikhlasan, selalu berusaha mengukur segala perilakunya
dengan keridhaan Allah, Ibu dari Nabi Ishaq.
33)
Paman
Nabi Ibrahim; baik hati, beliaulah yang
mengajarkan Nabi Ibrahim dan Nabi Luth menjadi pebisnis yang kaya dan ahli
dalam peternakan.
34)
Ado;
istri Nabi Luth yang kafir, membangkang
pada suaminya dan memilih untuk mengikuti kaum Sodom.
35)
Anak Nabi
Luth; tidak diceritakan apakah dia kafir
atau beriman pada ajaran Ayahnya.
36)
Raja
Menes; adil, tegas, tanpa pandang bulu, tetapi ia seorang kafir, raja kerajaan
Mesir.
37)
Raja
Sinan; bernama lengkap al-Amr bin Amru al-Qais bin Mailun, Raja yang zhalim
karena suka mempermainkan seluruh perempuan yang menjadi kaumnya, raja yang
mata keranjang pada semua perempuan cantik yang ia temui.
38)
Siti
Hajar; istri Nabi Ibrahim 2, sebelumnya
pembantu rumah tangga Nabi Ibrahim dan
Siti Sarah, pembantu yang taat, wanita yang lemah lembut, cantik hatinya,
wanita yang sabar, ibu dari Nabi Ismail.
39)
Dul
Arsh; orang yang zhalim karena membunuh Ayahnya Siti Hajar, lalu membuang Siti
Hajar dan menjadikannya sebagai budak dan selir di Istana kerajaan.
40)
Nabi Ismail; anak Nabi Ibrahim dan Siti Hajar, seorang Nabi utusan
Allah.
41)
Nabi Ishaq; anak Nabi Ibrahim dan Siti Sarah, seorang Nabi utusan
Allah.
42)
Rafqah;
keponakan dan istri Nabi Ishaq, cucu
dari Nahur saudara kandung Nabi Ibrahim.
43)
Istri
Nabi Ismail;
44)
Keturunan
Ishaq, Ya’qub, Yusuf, Ayyub, Musa, Yunus, Daud, Sulaiman, Zakariya, Yahya, dan
Isa; para Nabi utusan Allah.
45)
Keturunan
Ismail, Nabi Muhammad saw.; para Nabi
utusan Allah yang menjadi Nabi umat akhir zaman.
c)
Alur
Alur cerita dalam novel ini
adalah alur maju karena menceritakan perjuangan Nabi Ibrahim dalam mencari
kebesaran Tuhannya sejak ia lahir sampai meninggal dan banyak melahirkan
keturunan dan menjadi para Nabi sebagai penerus agama Allah atau agama ajaran Tauhid
(Islam).
d)
Sudut pandang
Sudut pandang cerita dalam novel
ini adalah sudut pandang orang ketiga.
e)
Gaya bahasa
Gaya bahasa yang digunakan dalam
cerita novel ini sungguh menyentuh hati para pembaca karena bahasa yang
digunakan membuat pembaca seolah mengikuti jalan cerita yang nyata, mendalami
perjuangan para Nabi, khususnya perjuangan Nabi Ibrahim dalam menemukan
keyakinannya dan menyebarkan ajaranNya. Gaya bahasanya mudah dipahami dan
dimengerti karena kisahnya Nabi Ibrahim ini diceritakan sungguh sangat heroik
dan penuh perjuangan, serta ditulis rapi dengan kisah yang bagus.
f)
Latar
Latar tempat;
sungai
Eufrat, sungai Tigris, negara kota Ur, kota Ereck, Babilonia, Niniveh, Kish,
Fadam Aram, Baitul Atiq, kerajaan Babilonia, ziggurat (kuil pemujaan), kota
Babel, kantor administrasi, rumah-rumah penduduk, kuil, asyiria, akkadia,
kaldea, negara Israel, tanah Shinear, gua, timur tengah, hutan, rumah, pasar,
alun-alun kerajaan, luar kota, sebuah desa, padang pasir, Ur-Kasdim, Kana’an
(Palestina), kota Harran, kota Bersheba, Asydod, Al-Quds, negeri Syam, negeri
Sodom dan Gomorrah, desa Shafrah, Mesir, sungai Nil, Piramid, Afrika Utara,
gurun Sinai, kerajaan Mesir, obelisk (kuil penyembahan), pasar daerah Memphis,
kedai minuman, kandang ternak, lembah Arab (Mekkah), laut tengah, rumah Hajar,
Yaman, dan ka’bah.
Latar waktu;
pada tahun
1970 SM, pada abad ke-21, pada malam hari, pagi hari, pada siang hari, pada
tahun 1900 SM, abad 2500 SM, tahun 2000 SM, senja, masa paleolitikum, dan abad
31 SM.
Latar suasana;
Suasana yang
tergambar adalah begitu menyedihkan karena pada zaman dahulu orang-orang
jahiliyah itu menyembah berhala, perjuangan para Nabi dalam menyadarkan kaumnya
adalah sangat berat, mereka (para Nabi) diuji kesabarannya oleh Allah begitu
pedih, tetapi mereka tetap tegar, ikhlas, dan penuh keberanian dalam melawan
musuh yaitu para orang kafir, lalu suasana gembira pun ada karena Nabi Ibrahim
banyak melahirkan keturunan para Nabi, dan satu per satu kaumnya pun beriman
pada ajaran yang dibawanya, walau tak sedikit juga yang terus menyimpang dan
tak mau beriman sehingga Allah menurunkan azab yang begitu mengerikan dan
sangat pedih.
g)
Amanat
1)
Yakinlah
pada ajaran Allah.
2)
Bersungguh-sungguhlah
dalam ibadah.
3)
Bersabar,
bertawakal, berserah dirilah hanya kepada Allah.
4)
Kita
harus selalu tegar dan kuat dalam menghadapi cobaan.
5)
Taat
pada perintah Allah.
6)
Berlaku
adillah pada setiap manusia.
7)
Jadilah
pemimpin yang baik, adil, dan bertanggungjawab pada rakyatnya.
8)
Jadilah
suami yang mendidik istri dan anaknya dengan agama.
Unsur-unsur Ekstrinsik Novel “Ibrahim Rindu Allah” (Wiwid
Prasetyo)
a)
Identitas Novel
Judul: Ibrahim Rindu Allah.
Pengarang: Wiwid Prasetyo.
Editor: Akhmad Muhaimin Azzet.
Tata sampul: Gobaqsodor.
Tata isi: Bambang.
Pracetak: Antini, Dwi, Yanto.
Cetakan
pertama: Juni, 2011.
Penerbit: DIVA Press.
Sampangan Gg.
Perkutut No. 325-B,
Jl. Wonosari,
Baturetno
Banguntapan
Jogjakarta
Telp.
0274-4353776, 7418727
Fax.
0274-4353776
Email: redaksi_divapress@yahoo.com
Blog: www.blogdivapress.com
Website: www.divapress-online.com
Sumber gambar
cover: www.alpineinstitute.blogspot.com
Tebal: 435 halaman.
b)
Latar belakang pengarang
Wiwid Prasetyo atau sering
juga menulis dengan nama Prasmoedya Tohari, lahir pada 9 November 1981 di
Semarang. Alumnus Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, Semarang, pada tahun 2005
sehari-harinya aktif di Majalah FURQON, PESANTrend, Si
Dul (majalah anak-anak), serta tabloid Info Plus Semarang,
baik selaku redaktur maupun reporter. Selain itu, ia juga peduli terhadap dunia
pendidikan, terbukti masih menjadi pengajar di Bimbingan Belajar Smart Kids
Semarang.
Di sela-sela kesibukannya, ia
masih menyempatkan diri untuk menulis beberapa karya dalam bentuk buku.
Beberapa karyanya yang sudah terbit adalah Orang Miskin Dilarang
Sekolah (DIVA Press, 200), Sup Tujuh Samudra (Bersama
Badiatul Rozikin, DIVA Press, 2009), Chicken Soup Asma’ul Husna (Garailmu,
2009), dan Miskin Kok Mau Sekolah…?! (DIVA Press, 2009), Idolaku
Ya Rasulullah Saw…! (DIVA Press, 2009), Demi Cintaku pada-Mu (DIVA
Press, 2009), Aha, Aku Berhasil Kalahkan Harry Potter (DIVA
Press, 2010), The Chronicle of Kartini (DIVA Press, 2010),
dan Nak, Maafkan Ibu Tak Mampu Menyekolahkanmu (DIVA Press,
2010).
c)
Nilai yang terkandung
Nilai
religius:
Mengajarkan
kita untuk berpegang teguh pada keyakinan aqidah ajaran Islam yang dibawa oleh
Nabi utusan Allah, mempercayai ajaran tauhid yang dibawa Nabi-nabi utusan
Allah, lebih mendekatkan diri pada Allah, lebih meyakinkan kita pada azab Allah
itu akan datang pada suatu kaum yang tidak taat pada ajaranNya.
Nilai
sosial:
Mengajarkan
kita untuk selalu berprasangka baik terhadap Allah, sesama manusia dan pada
makhluk lainnya, mengajarkan untuk tidak menjadi pendendam pada orang lain yang
telah memusuhi kita, mengajarkan untuk selalu sabar dalam menghadapi
orang-orang yang tak suka kepada kita.
Nilai
moral/akhlak:
Mengajarkan
untuk selalu sabar dalam beribadah kepada Allah, menjalankan segala perintahNya
dengan ikhlas dan tawakkal, mengajarkan untuk jadi pribadi yang lebih baik
dalam beribadah, dan menghargai orang lain, mengajarkan untuk menjadi seorang
pemimpin yang adil, bijaksana, dan bertanggungjawab.
No comments:
Post a Comment