posting

Thursday, January 14, 2016

Analisis Unsur-unsur INtrinsik dan Ekstrinsik Novel Ibrahim Rindu Allah

 Novel “Ibrahim Rindu Allah” (Wiwid Prasetyo)
Sinopsis Novel “Ibrahim Rindu Allah” (Wiwid Prasetyo)

“Ibrahim Rindu Allah”
(Wiwid Prasetyo)
                Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.” (QS. Ali ‘Imran [3]: 67).
                Inilah sebuah novel yang sangat inspiratif dalam membangun kehidupan penuh ketaatan kepada Allah Swt. Di dalamnya diangKat kisah heroik dan begitu menyentuh tentang perjalanan seorang hamba pilihan Allah yang membebaskan manusia dari gulita kesyirikan menuju benderang cahaya peradaban tauhid. Dialah, Nabi  Ibrahim As.
                Kisahnya yang sangat legendaris atas liku-liku pencariannya dalam menemukan keyakinan akan adanya Sang Pencipta alam semesta yang perlu disembah seluruh makhluk di jagat raya ini, benar-benar membuat beliau layak digelari Bapak Tauhid.
                Keyakinan Nabi  Ibrahim bukan tanpa ujian. Dakwahnya pun bukan tanpa tantangan. Ia harus berhadapan dengan Raja Namrudz dan pengikut-pengikutnya yang zhalim, termasuk berhadapan dengan keyakinan ayahnya yang masih taat menganut kepercayaan lama yang dianggapnya sesat. Ujung-ujungnya tentu saja sebuah hukuman sangat mengerikan harus dialaminya, yakni: dibakar hidup-hidup.
                Sungguh, membaca novel ini dapat menjadikan kita teguh dalam menggenggam kebenaran; sebuah sikap yang sangat penting dalam kehidupan sekarang, di mana berhala-berhala Namrudz—meski dalam bentuk lain—dan para penyembahnya, mulai bermunculan di sekitar kita! Waspadalah…!

 Unsur-unsur Intrinsik Novel “Ibrahim Rindu Allah” (Wiwid Prasetyo)
a)      Tema
               Tema cerita dalam novel ini adalah perjuangan Nabi  Ibrahim dalam menemukan keberadaan Sang pencipta dan menemukan kebesaranNya.
b)      Penokohan
Tokoh dalam cerita ini adalah;
1)      Bangsa Sumeria; bangsa kafir yang memuja para dewa.
2)      Penduduk keturunan kan’an; penduduk kafir yang memuja para dewa.
3)      Nabi  Nuh; Nabi  yang mengajarkan ajaran Tauhid kepada Allah, baik hati, patuh terhadap perintah Allah, sabar dalam menghadapi segala ujian dari Allah, dan selamat dari bencana banjir besar yang diturunkan kepada kaumnya.
4)      Pendongeng istana; seorang yang kafir dan memuja dewa.
5)      Raja Namrudz; raja Babilonia yang menyembah dewa Marduk, seorang pemimpin yang picik, zhalim, diktator, otoriter, serakah, dan sombong.
6)      Penduduk Babilonia; penduduk kafir yang bangga bahwa peradaban yang mereka adalah dibangun dari hasil kerja keras mereka setelah berhasil menaklukan alam.
7)      Bangsa Mesopotamia; bangsa kafir pada zaman dahulu pada zaman Nabi  Ibrahim 
8)      Para punggawa, penasihat, menteri kerajaan, prajurit, dan para budak; orang-orang kafir yang patuh dan taat pada raja Namrudz.
9)      Ahli nujum dan tukang ramal; orang kafir yang taat pada raja Namrudz.
10)   Fir’aun; raja yang mengaku sebagai Tuhan pada zaman Nabi  Musa, yang zhalim.
11)   Nabi  Musa; Nabi  utusan Allah.
12)   Theodore Hezrl; tokoh yahudi yang terpandang.
13)   Tarukh; Ayah Nabi  Ibrahim, orang yang beriman pada ajaran Tauhid Nabi  Nuh dan percaya pada kerasulan Nabi  Ibrahim.
14)   Ummi Ibrahim; ibu yang baik bagi ibrahim dan orang yang beriman pada ajaran Nabi Ibrahim.
15)   Nabi  Ibrahim; (anak Tarukh ketiga), pemberani, penyabar, perjuangan dakwah tauhidnya yang penuh cobaan tetapi ia tetap tegar dan ikhlas menjalankan semua kewajiban yang Allah perintahkan, Nabi utusan Allah, dijuluki sebagai bapak para Nabi karena keturunannya banyak yang menjadi Nabi dan utusan Allah, seorang Nabi ulul azmi.
16)   Ummi Maryam; ibunya Nabi Isa.
17)   Nabi  Isa; Nabi utusan Allah.
18)   Ummi Imran; ibunya Nabi Musa.
19)   Nabi  Musa; Nabi utusan Allah.
20)   Nahor; saudara Nabi  Ibrahim (anak Tarukh pertama)
21)   Haran; saudara Nabi  Ibrahim (anak Tarukh kedua)
22)   Paman Nabi  Ibrahim; (bernama Azar) seorang kafir penyembah berhala dan pembuat patung-patung rendahan, seorang cendekiawan, seniman, astrolog, pebisnis, dan penasihat kerajaan.
23)   Putri Razia; anak dari raja Namrudz yang beriman pada ajaran Nabi Nuh dan Ibrahim.
24)   Nabi  Luth; (keponakan Nabi  Ibrahim, anak dari Haran), seorang Nabi utusan Allah.
25)   Bangsa Amorit; bangsa kafir pada zamannya.
26)   Bangsa Phoenicia; bangsa kafir pada zamannya.
27)   Bangsa Filistin;
28)   Bangsa Yabus;
29)   Bangsa Yerusalem (ursalem);
30)   Kana’an bin Ham bin Nuh; anaknya Nabi Nuh yang durhaka.
31)   Kaum Jabbarin;
32)   Sarah; istri Nabi  Ibrahim 1, lemah lembut, menawan hati penuh keikhlasan, selalu berusaha mengukur segala perilakunya dengan keridhaan Allah, Ibu dari Nabi Ishaq.
33)   Paman Nabi  Ibrahim; baik hati, beliaulah yang mengajarkan Nabi Ibrahim dan Nabi Luth menjadi pebisnis yang kaya dan ahli dalam peternakan.
34)   Ado; istri Nabi  Luth yang kafir, membangkang pada suaminya dan memilih untuk mengikuti kaum Sodom.
35)   Anak Nabi  Luth; tidak diceritakan apakah dia kafir atau beriman pada ajaran Ayahnya.
36)   Raja Menes; adil, tegas, tanpa pandang bulu, tetapi ia seorang kafir, raja kerajaan Mesir.
37)   Raja Sinan; bernama lengkap al-Amr bin Amru al-Qais bin Mailun, Raja yang zhalim karena suka mempermainkan seluruh perempuan yang menjadi kaumnya, raja yang mata keranjang pada semua perempuan cantik yang ia temui.
38)   Siti Hajar; istri Nabi  Ibrahim 2, sebelumnya pembantu rumah tangga Nabi  Ibrahim dan Siti Sarah, pembantu yang taat, wanita yang lemah lembut, cantik hatinya, wanita yang sabar, ibu dari Nabi Ismail.
39)   Dul Arsh; orang yang zhalim karena membunuh Ayahnya Siti Hajar, lalu membuang Siti Hajar dan menjadikannya sebagai budak dan selir di Istana kerajaan.
40)   Nabi  Ismail; anak Nabi  Ibrahim dan Siti Hajar, seorang Nabi utusan Allah.
41)   Nabi  Ishaq; anak Nabi  Ibrahim dan Siti Sarah, seorang Nabi utusan Allah.
42)   Rafqah; keponakan dan istri Nabi  Ishaq, cucu dari Nahur saudara kandung Nabi  Ibrahim.
43)   Istri Nabi  Ismail;
44)   Keturunan Ishaq, Ya’qub, Yusuf, Ayyub, Musa, Yunus, Daud, Sulaiman, Zakariya, Yahya, dan Isa; para Nabi utusan Allah.
45)   Keturunan Ismail, Nabi  Muhammad saw.; para Nabi utusan Allah yang menjadi Nabi umat akhir zaman.
c)       Alur
               Alur cerita dalam novel ini adalah alur maju karena menceritakan perjuangan Nabi Ibrahim dalam mencari kebesaran Tuhannya sejak ia lahir sampai meninggal dan banyak melahirkan keturunan dan menjadi para Nabi sebagai penerus agama Allah atau agama ajaran Tauhid (Islam).
d)      Sudut pandang
               Sudut pandang cerita dalam novel ini adalah sudut pandang orang ketiga.
e)      Gaya bahasa
               Gaya bahasa yang digunakan dalam cerita novel ini sungguh menyentuh hati para pembaca karena bahasa yang digunakan membuat pembaca seolah mengikuti jalan cerita yang nyata, mendalami perjuangan para Nabi, khususnya perjuangan Nabi Ibrahim dalam menemukan keyakinannya dan menyebarkan ajaranNya. Gaya bahasanya mudah dipahami dan dimengerti karena kisahnya Nabi Ibrahim ini diceritakan sungguh sangat heroik dan penuh perjuangan, serta ditulis rapi dengan kisah yang bagus.
f)       Latar
Latar tempat;
sungai Eufrat, sungai Tigris, negara kota Ur, kota Ereck, Babilonia, Niniveh, Kish, Fadam Aram, Baitul Atiq, kerajaan Babilonia, ziggurat (kuil pemujaan), kota Babel, kantor administrasi, rumah-rumah penduduk, kuil, asyiria, akkadia, kaldea, negara Israel, tanah Shinear, gua, timur tengah, hutan, rumah, pasar, alun-alun kerajaan, luar kota, sebuah desa, padang pasir, Ur-Kasdim, Kana’an (Palestina), kota Harran, kota Bersheba, Asydod, Al-Quds, negeri Syam, negeri Sodom dan Gomorrah, desa Shafrah, Mesir, sungai Nil, Piramid, Afrika Utara, gurun Sinai, kerajaan Mesir, obelisk (kuil penyembahan), pasar daerah Memphis, kedai minuman, kandang ternak, lembah Arab (Mekkah), laut tengah, rumah Hajar, Yaman, dan ka’bah.  
Latar waktu;
pada tahun 1970 SM, pada abad ke-21, pada malam hari, pagi hari, pada siang hari, pada tahun 1900 SM, abad 2500 SM, tahun 2000 SM, senja, masa paleolitikum, dan abad 31 SM.
Latar suasana;
Suasana yang tergambar adalah begitu menyedihkan karena pada zaman dahulu orang-orang jahiliyah itu menyembah berhala, perjuangan para Nabi dalam menyadarkan kaumnya adalah sangat berat, mereka (para Nabi) diuji kesabarannya oleh Allah begitu pedih, tetapi mereka tetap tegar, ikhlas, dan penuh keberanian dalam melawan musuh yaitu para orang kafir, lalu suasana gembira pun ada karena Nabi Ibrahim banyak melahirkan keturunan para Nabi, dan satu per satu kaumnya pun beriman pada ajaran yang dibawanya, walau tak sedikit juga yang terus menyimpang dan tak mau beriman sehingga Allah menurunkan azab yang begitu mengerikan dan sangat pedih.  
g)      Amanat
1)      Yakinlah pada ajaran Allah.
2)      Bersungguh-sungguhlah dalam ibadah.
3)      Bersabar, bertawakal, berserah dirilah hanya kepada Allah.
4)      Kita harus selalu tegar dan kuat dalam menghadapi cobaan.
5)      Taat pada perintah Allah.
6)      Berlaku adillah pada setiap manusia.
7)      Jadilah pemimpin yang baik, adil, dan bertanggungjawab pada rakyatnya.
8)      Jadilah suami yang mendidik istri dan anaknya dengan agama.

 Unsur-unsur Ekstrinsik Novel “Ibrahim Rindu Allah” (Wiwid Prasetyo)
a)      Identitas Novel
Judul: Ibrahim Rindu Allah.
Pengarang: Wiwid Prasetyo.
Editor: Akhmad Muhaimin Azzet.
Tata sampul: Gobaqsodor.
Tata isi: Bambang.
Pracetak: Antini, Dwi, Yanto.
Cetakan pertama: Juni, 2011.
Penerbit: DIVA Press.
Sampangan Gg. Perkutut No. 325-B,
Jl. Wonosari, Baturetno
Banguntapan Jogjakarta
Telp. 0274-4353776, 7418727
Fax. 0274-4353776
Sumber gambar cover: www.alpineinstitute.blogspot.com
Tebal: 435 halaman.
b)      Latar belakang pengarang
               Wiwid Prasetyo atau sering juga menulis dengan nama Prasmoedya Tohari, lahir pada 9 November 1981 di Semarang. Alumnus Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, Semarang, pada tahun 2005 sehari-harinya aktif di Majalah FURQONPESANTrendSi Dul (majalah anak-anak), serta tabloid Info Plus Semarang, baik selaku redaktur maupun reporter. Selain itu, ia juga peduli terhadap dunia pendidikan, terbukti masih menjadi pengajar di Bimbingan Belajar Smart Kids Semarang.
               Di sela-sela kesibukannya, ia masih menyempatkan diri untuk menulis beberapa karya dalam bentuk buku. Beberapa karyanya yang sudah terbit adalah Orang Miskin Dilarang Sekolah (DIVA Press, 200), Sup Tujuh Samudra (Bersama Badiatul Rozikin, DIVA Press, 2009), Chicken Soup Asma’ul Husna (Garailmu, 2009), dan Miskin Kok Mau Sekolah…?! (DIVA Press, 2009), Idolaku Ya Rasulullah Saw…! (DIVA Press, 2009), Demi Cintaku pada-Mu (DIVA Press, 2009), Aha, Aku Berhasil Kalahkan Harry Potter (DIVA Press, 2010), The Chronicle of Kartini (DIVA Press, 2010), dan Nak, Maafkan Ibu Tak Mampu Menyekolahkanmu (DIVA Press, 2010).

c)       Nilai yang terkandung
Nilai religius:
Mengajarkan kita untuk berpegang teguh pada keyakinan aqidah ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi utusan Allah, mempercayai ajaran tauhid yang dibawa Nabi-nabi utusan Allah, lebih mendekatkan diri pada Allah, lebih meyakinkan kita pada azab Allah itu akan datang pada suatu kaum yang tidak taat pada ajaranNya.
Nilai sosial:
Mengajarkan kita untuk selalu berprasangka baik terhadap Allah, sesama manusia dan pada makhluk lainnya, mengajarkan untuk tidak menjadi pendendam pada orang lain yang telah memusuhi kita, mengajarkan untuk selalu sabar dalam menghadapi orang-orang yang tak suka kepada kita.
Nilai moral/akhlak:

Mengajarkan untuk selalu sabar dalam beribadah kepada Allah, menjalankan segala perintahNya dengan ikhlas dan tawakkal, mengajarkan untuk jadi pribadi yang lebih baik dalam beribadah, dan menghargai orang lain, mengajarkan untuk menjadi seorang pemimpin yang adil, bijaksana, dan bertanggungjawab.

No comments:

Post a Comment